Dikecam Banyak Pihak, Game Fortnite Terancam Dihapus ! Sandiaga : Blokir Untuk Anak-Anak

Fortnite adalah sebuah permainan video tahun 2017 yang dikembangkan oleh Farga Corporation yang dirilis sebagai paket perangkat lunak terpisah yang menyajikan berbagai mode permainan. Awal rilis game ini pada tanggal 21 Juli 2017 yang dirancang oleh Darren Sugg. Alur permainan yang menggabungkan elemen bertahan hidup, menjelajah, serta mencari barang-barang yang bisa digunakan untuk bertahan hidup. Namun, tidak hanya bertahan hidup dari alam sekitar, tetapi bertahan dari serangan pemain lainnya, yang berjumlah banyak, dengan perlengkapan yang berhasil ditemukan di sekitar. 

Baru-baru ini game berjenis FPS, Fortnite mendapat kecaman dari sejumlah pihak karena dinilai menghina umat muslim. Pasalnya, ada bagian permainan yang mendorong pemainnya menghancurkan ikon yang dinilai berbentuk mirip Ka'bah untuk mendapatkan senjata baru dan naik ke level berikutnya. 

Ka'bah merupakan tempat suci yang menjadi pusat ibadah bagi umat muslim. Sampai-sampai, Pusat Fatwa Elektronik Universitas Al-Azhar Kairo mengeluarkan sebuah peringatan kepada umat muslim untuk tidak memainkan game besutan Epic Games ini.

Ditakutkan "ini bisa mempengaruhi kepercayaan dan mental anak muda, ini juga meremehkan pentingnya tempat suci bagi umat Islam," tulis pernyataan Pusat Fatwa Elektronik Universitas Al-Azhar Kairo yang dikutip dari Middle East Monitor. Menurutnya, hal ini dapat memicu gesekan antar umat beragama. Terlebih jika dimainkan oleh anak-anak, ini sama saja dengan mengajarkan mereka melakukan aksi kekerasan sejak dini.


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga meminta tim untuk mengkaji dan memblokir game populer online Fortnite tersebut. Sebab dinilai intoleransi dengan menghina umat muslim. "Game Fortnite secara langsung bertentangan dengan nilai-nilai luhur, khususnya keagamaan. Hal ini dapat memicu perilaku tidak menghormati antar umat beragama dan mendorong aksi kekerasan," kata Sandiaga dalam akun sosial medianya pada Senin (5/7). Ia menilai, digitalisasi termasuk media sosial dan permainan digital dapat dianalogikan seperti dua mata pisau. Pada satu sisi, digitalisasi membuka peluang usaha serta lapangan kerja, tetapi di sisi lain digitalisasi juga dapat menjadi ancaman yang merugikan. "Kami ingin pastikan agar aplikasi dan pengembangan game ini justru menjadi peluang untuk kita membuka lapangan kerja, menjadi lahan usaha, tanpa mencederai nilai-nilai luhur bangsa kita," tutupnya.



Komentar

Postingan Populer